Kamis, 27 Februari 2014

KEPERAWATAN LANSIA

Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Presentation Transcript

 

 

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI Disusun oleh : Kelompok III A - Anita Simanungkalit - Barnabas - Eda Yoseba Bagre - Elviana Sewe - Mince rejau - Naomi Pigai
  • 2. Pengertian Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)
  • 3. Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992) Tingkat Tekanan Sistolik ( mmHg) Tingkat Diastolik ( mmHg) Jadwal kontrol Tingkat I 140-159 90-99 Tingkat II 160 – 179 100 – 109 1 bulan sekali 1 minggu sekali Dirawat RS Tingkat III 180 – 209 110 – 119 1 Minggu sekali Tingkat IV 210 atau Lebih 120 atau Lebih Dirawat d RS
  • 4. Klasifikasi Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
  • 5. Etiologi 1. Elastisitas dinding aorta menurun 2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku 3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi 5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
  • 6. Next… - Faktor keturunan: Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi - Ciri perseorangan: a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ) b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) • Kebiasaan hidup a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr) b. Kegemukan atau makan berlebihan c. Stress d. Merokok e. Minum alcohol f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
  • 7. Next… Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
  • 8. Patofisiologi Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
  • 9. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjad : 1. Tidak ada gejala 2. Gejala yang lazim Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
  • 10. Pemeriksaan Penunjang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hemoglobin/hematokrit BUN Kalium dan kalsium serum Kolesterol dan trigliserid serum Pemeriksaan tiroid Urinalisa Asam urat EKG
  • 11. PENATALAKSANAAN Pengelolaan hipertensi bertujuan u/ mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang b.d pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan peny. hipertensi meliputi : 1. Terapi tanpa Obat 2. Terapi dengan Obat
  • 12. TERAPI TANPA OBAT Dilakukan pd hipertensi ringan seperti : 1. Diet : Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh, Penurunan berat badan, Menghentikan merokok.
  • 13. Latihan fisik atau olah raga yang terarah dg 4 prinsip: a. Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. b. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. c. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
  • 14. Edukasi psikologis : a. Teknik biofeedback  suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. b. Teknik relaksasi  suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks c. Penkes/Penyuluhan
  • 15. Terapi dengan Obat Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
  • 16. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ): • Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor • Step 2: Alternatif yang bisa diberikan : Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator. • Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain • Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4 Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan
  • 17. Komplikasi
  • 18. • Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, cedera cerebrovaskuler, dan gagal ginjal. • Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah: 1. Krisis Hipertensi 2. Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner dan penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada penderita hipertensi. 3. Penyakit jantung cerebrovaskuler : hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan tekanan darah. 4. Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri yang meningkat dan kembali normal apabila tekanan darah diturunkan. 5. Nefrosklerosis karena hipertensi. 6. Retinopati hipertenssi.
  • 19. Konsep Keperawatan Pengkajian, meliputi : • Identitas Pasien: Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi. • Riwayat atau adanya factor resiko • Riwayat garis keluarga tentang hipertensi • Penggunaan obat yang memicu hipertensi • Aktivitas / istirahat - Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton. - Frekuensi jantung meningkat - Perubahan irama jantung - Takipnea • Integritas ego - Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik. - Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan).
  • 20. • Makanan dan cairan : Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori. • Nyeri atau ketidak nyamanan : Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung • Nyeri hilang timbul pada tungkai. • Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. • Nyeri abdomen.
  • 21. • Pengkajian Persistem : • Sirkulasi • Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit cerebro vaskuler. • Episode palpitasi,perspirasi. • Eleminasi : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu. • Neurosensori : • Keluhan pusing. • Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam). • Pernapasan • Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja • Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal. • Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum. • Riwayat merokok
  • 22. Diagnosa yang mungkin muncul 1. Nyeri b.d peningkatan tekanan vascular Cerebral 2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum 3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi b.d peningkatan afterload, vasokontriksi 4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan metabolic 5. Koping individu tidak efektif b. d system pendukung yang tidak adekuat 6. Kurang pengetahuan b. d kurang informasi atau keterbatasan kognitif.
  • 23. Rencana Asuhan Keperawatan • Diagnosa I : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral • Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 X 24 jam, diharapkan nyeri dapat berkurang.
  • 24. Intervensi 1. Pertahankan tirah baring selama fase akut Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi 2. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi. Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya 3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
  • 25. Next… Diagnosa II: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umu Tujuan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan klien dapat melakukan aktivitasnya sesuai toleransi.
  • 26. Intervensi 1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan : pusing atau pingsan. Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. 2. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan. Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
  • 27. Evaluasi 1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol 2. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan 3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban kerja jantung.
  • 28. Daftar Pustaka 1. Doenges., 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC. Jakarta 2. Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans Info media.Jakarta 3. Ma’rifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu.Jogjakarta. 4. Asuhan Keperawatan : Hipertensi pada Lansia http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asu han-keperawatan-hipertensipada.html#ixzz2nDdIGMpc
  • 29. THANK’S FOR ATTENTION BE THE BEST NURSE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar